Meningkatkan Produksi Padi

Memelihara Irigasi, Meningkatkan Produksi Padi

Terjaganya pasokan air, salah satu faktor penting untuk peningkatan produksi padi. Pada 2019, Jateng menjadi produsen beras tertinggi di Indonesia.

Meningkatkan Produksi Padi

Sebagai Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Logung Tirta Jaya Kudus, Jawa Tengah, Suwandi merasakan benar manfaat bendungan Waduk Logung di daerahnya.

Selain sebagai pengendali banjir, waduk yang sejak 2014 dan mulai difungsikan pada 2019 itu juga mengairi 2.821 hektare lahan pertanian.

Waduk Menjadi Sumber Penghasil Produk Padi

Menurut Suwardi, sejak adanya waduk itu, tak ada lagi kasus rebutan air antarsesama petani. Hasilnya, produksi padi meningkat dari 4-5 ton menjadi sekitar 8 ton. Itu lantaran petani tak lagi tergantung pada air hujan untuk memulai musim tanam.

Kini, dengan  pasokan air melimpah, mereka bisa panen dua hingga tiga kali dalam setahun.

“Saya berterima kasih pada Pak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dan semua pihak yang terlibat membangun waduk ini,” kata Suwandi yang membawahi sekitar 5.000 petani di daerahnya.

Selain untuk memenuhi kebutuhan 2.821 hektare lahan yang ada saat ini, Waduk Logung juga siap mengairi 2.941 hektare lahan pengembangan sehingga kapasitas produksi padi bisa lebih ditingkatkan.

Di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Kudarso juga merasakan hal serupa. Kata dia, di era kepemimpinan Ganjar Pranowo, pemeliharaan irigasi terjaga dengan baik dan teratur sehingga dapat meningkatkan produksi padi yang berdampak pada perbaikan ekonomi keluarganya.

“Bisa dirasakan dampaknya (keteraturan irigasi) akhir-akhir ini. Kalau dulu kan bangunannya saat itu sering bocor. Dengan pemerintahan saat ini, sekarang bisa terkendali,” kata Kudarso.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Jawa Tengah Eko Yunianto mengatakan, sebanyak 108 Daerah Irigasi (DI) di Jawa Tengah yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi saat ini dalam kondisi bagus.

Itu setara 82,6 persen dari total jumlah irigasi yang memasok air untuk 1,70 juta lahan pertanian.

Berdasarkan data yang ada, kata Eko, kondisi itu lebih baik daripada sebelumnya. Pada 2013, kondisi jaringan irigasi yang dalam kondisi baik hanya 72 persen. Dengan begitu, selama periode 2013-2021 terjadi kenaikan 10,60 persen.

Lantaran irigasi terpelihara dengan baik, pasokan air ke petani terjamin. Dalam hitung-hitungan Eko, jika mengasumsikan masing-masing petani punya seperempat hektare lahan, maka ada sekitar 347.500 kepala keluarga petani terbantu pengairan lahannya.

Terjaganya Pasokan Air Menjadi Salah Satu Faktor Penting

Terjaganya pasokan air adalah salah satu faktor penting untuk peningkatan produksi padi. Ini terbukti ketika pada 2019, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan tingkat produksi beras tertinggi di Indonesia.

Saat itu, menghasilkan 9.655.653 ton gabah kering giling (GKG) yang setara 5.539.448 ton beras.

Pencapaian itu membuat Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyerahkan penghargaan untuk Jawa Tengah pada 17 Agustus 2020.

Dengan kapasitas produksi padi yang hampir 10 juta ton itu, Jawa Tengah mampu menyuplai beras ke daerah lain seperti Jakarta, Kalimantan dan wilayah Indonesia timur.

Sebab, Jawa Tengah sendiri hanya butuh sekitar 3,2 juta ton beras per tahun.

Dua tahun sebelumnya, Menteri Pertanian yang ketika itu yang menjabat Andi Amran Sulaiman berkunjung ke Kabuapten Blora saat panen raya.

Di sana, Amran memberi apresiasi kepada para petani dan kepala daerah serta jajarannya atas capaian Provinsi Jawa Tengah yang telah mampu memasok beras ke Sumatera dan Kalimantan.

“Hal yang belum pernah terjadi dalam kurun waktu 8 tahun terakhir,” kata Amran

Selain itu, Amran juga mengapreasisi peningkatan hasil produksi padi hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Saat itu, areal seluas 420 ribu hektare dan menghasilkan 6-8 ton per hektare.

Amran bilang itu baru pertama kali terjadi dalam sejarah Blora.

Di seluruh Jawa Tengah, pada 2017 mencatat kelebihan beras (surplus) 3.686.036 ton. Itu lantaran produksi beras mencapai 6.878.869 ton (11.395.395 ton GKG), sementara konsumsi hanya 3.192.833 ton.

Pada 2020, di tengah pandemi Covid-19, Jawa Tengah juga menjadi provinsi penghasil beras kedua terbanyak di Indonesia dengan luas panen 1.666.931 ha menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras.

Sebagai gubernur, Ganjar Pranowo di sejumlah kesempatan meminta jajarannya untuk bahu-membahu membantu memenuhi infrastruktur dasar pertanian, termasuk memaksimalkan peran penyuluh.

Sebab, kata dia, menjaga produktivitas petani berarti menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan.

Artikel ini pernah dimuat di : GanjarPranowo.com

Meningkatkan Produksi Padi

FORBHIN; Desain website oleh Cahaya Hanjuang