Mendapatkan Ki Hajar Award
Mendapatkan Ki Hajar Award untuk Inovasi Pendidikan
Ganjar dinilai berhasil melakukan inovasi berbasis sistem teknologi informasi dan komunikasi untuk dunia pendidikan.

APRESIASI datang dari Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sukarinto.
Saat itu, 14 September 2020, Wikan mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mempercepat implementasi link and match (keterhubungan) antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membentuk tim Kerja Pembinaan dan Pengembangan Vokasi yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, Kadin, kalangan dunia usaha dan industri, perguruan tinggi, praktisi dan stakeholder pendidikan vokasi.
Tim tersebut bertujuan untuk mempercepat peningkatan kualitas pendidikan, termasuk menjalin kerja sama sinergis antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan dunia usaha.
“Jika melakukan dukungan terhadap pendidikan vokasi oleh seluruh pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Indonesia, akan membuat pendidikan vokasi ‘naik kelas’. Tak saja dari sisi kualitas, tetapi juga citra lulusan SMK di dunia kerja,” kata Wikan.
Kepedulian Ganjar Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan
Kepedulian Ganjar terhadap peningkatan mutu pendidikan memang telah teruji. Pada 2017, Kemendikbud mengapresiasi kinerja Pemprov JAteng di bidang pendidikan dengan anugerah Ki Hajar Award untuk kategori Terbaik Tingkat Utama.
Sebagai gubernur, Ganjar terlihat berhasil melakukan inovasi berbasis sistem teknologi informasi dan komunikasi untuk dunia pendidikan. Mendikbud saat itu, Muhadjir Effendy langsung menyerahkan penghargaan.
Selain itu, inovasi Lumbung Data Pendidikan juga terlihat berhasil. Lumbung Data Pendidikan ialah data online terintegrasi yang menyediakan basis data berupa jumlah sekolah seluruh jenjang, jumlah tenaga pengajar, serta persebaran sekolah di seluruh kabupaten/kota.
Ada juga aplikasi Jateng Pintar milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, yang memfasilitasi dari jenjang PAUD hingga umum, meliputi sumber belajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), panduan praktik terbaru untuk guru, karya siswa, tutorial dan galeri foto.
Kemendikbud juga mengapresiasi inovasi perpustakaan digital yang menyebutnya iJateng. Melalui aplikasi ini, para pelajar bisa mengakses 3.270 judul buku melalui telepon seluler dalam waktu 24 jam.
Tidak hanya itu, Kemendikbud juga mengapresiasi pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK pada 2017 serentak secara online di 35 kabupaten/kota. Meski masih ada beberapa kekurangan dan keluhan, secara umum menurut Kemendikbud bisa berhasil.
Dalam beberapa kesempatan, Ganjar kerap menggaungkan perlunya inovasi di berbagai sektor, tak terkecuali dunia pendidikan. Ia ingin pendidikan tak berjalan stagnan, melainkan harus ada terobosan demi peningkatan mutu dan sistem pendidikan.
Inovasi Ganjar Bukan Untuk Penghargaan
Inovasi demi inovasi itu, kata Ganjar, bukan untuk memburu penghargaan, melainkan upaya untuk memudahkan pengelolaan pendidikan supaya lebih efisien, terbuka, dan transparan.
“Contohnya saja saat pandemi, butuh terobosan-terobosan di dunia pendidikan kita. Saya orang yang sangat mendukung guru-guru berinovasi, melakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas pengajaran,” kata Ganjar.
Ihwal mutu pendidikan di Jawa Tengah itu juga mendapat konfirmasi dari peneliti Litbang Kompas Bestian Nainggolan.
Mengacu kepada data penerimaan mahasiswa yang lolos masuk perguruan tinggi pada 2021, Bastian menemukan banyak sekolah terbaik berasal dari Jateng mengalahkan Jawa Barat di urutan kedua. Datanya bersumber dari publikasi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Dari 1.000 sekolah dengan nilai rata-rata UTBK teratas, 211 di antaranya berada di Jawa Tengah. Angka itu meningkat dari 187 sekolah pada 2020.
Upaya Ganjar Untuk Membuat Kualitas Pendidikan Membaik
Membaiknya kualitas pendidikan di Jateng tak terlepas dari upaya sang gubernur menyediakan anggaran cukup besar agar anak-anak bisa merasakan pendidikan gratis. Tak hanya untuk sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta.
Untuk tahun anggaran 2022, misalnya, Jateng menggelontorkan ratusan miliar demi pemerataan pendidikan. Tercatat, ada anggaran Rp769,7 miliar mengalokasikannya untuk level SMK/SMA/SLB. Dari jumlah itu, SMA/SMK/SLB swasta mendapat bantuan BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah) senilai Rp195,4 miliar untuk 607.021 siswa, dari 1.917 sekolah.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Suyanta mengatakan, kebijakan penggratisan biaya sekolah ini berasal dari gubernur. Tujuannya, untuk memperluas akses pendidikan.
“Targetnya siswa kurang mampu dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah. Meskipun sekolah gratis, tetapi mutu pendidikan tetap memperhatikannya,” kata Suyanta
Selain itu, Jawa Tengah juga menghadirkan SMK khusus untuk anak kaum miskin agar dapat melanjutkan pendidikan dengan sistem asrama (boarding school). SMK Jateng ini pada 2021 berhasil menjadi SMK terbaik se-Indonesia berdasarkan nilai rata-rata Tes Potensi Skolastik ujian tulis berbasis komputer (UTBK).
Di samping SMK boarding, kata Suyanta, Jateng juga telah mendirikan sepuluh SMK semi boarding. Harapannya, dengan Pemprov Jateng memperkuat SMK, maka akan mengurangi pengangguran. Muaranya, kalau pengangguran berkurang, otomatis kemiskinan akan berkurang juga.
Artikel ini pernah dimuat di : GanjarPranowo.com
Mendapatkan Ki Hajar Award
FORBHIN; Desain website oleh Cahaya Hanjuang