Lahan Kritis Jawa Tengah

Selamatkan Lebih dari 250 Ribu Hektar Lahan Kritis di Jawa Tengah

Berbagai cara dan upaya terus dilakukan Ganjar untuk memperbaiki ratusan ribu hektar lahan yang rusak.

Lahan Kritis Jawa Tengah

Saat pertama dilantik gubernur, Ganjar Pranowo dihadapkan pada tugas besar terkait kondisi hutan. Saat itu, ada sebanyak 634.598 hektar lahan kritis di Jawa Tengah yang perlu segera dibenahi atau dipulihkan.

Tentu saja hal itu tidaklah mudah. Ia pun menyadari, bahwa memperbaiki kualitas alam dan lingkungan hidup tak akan bisa jika hanya dilakukan pemerintah saja. Perlu ada sinergi dari berbagai unsur.

Gerakan Penanaman Pohon

Dan benar, itulah yang Ganjar terapkan. Ia mengajak banyak pihak untuk ikut menjaga dan memperbaiki lingkungan. Ia melakukan gerakan penanaman pohon besar-besaran dengan melibatkan BUMN, CSR, komunitas pencinta alam, serta masyarakat.

Tidak sebentar untuk memerlukan waktu memang. Bahkan sudah lebih dari 100 juta menanam batang pohon untuk reboisasi dan penghijauan itu. Pohon tersebut juga beragam jenisnya karena menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lahan. Untuk rehabilitasi hutan dan lahan produktif misalnya, memilih pohon seperti sengon, jati, mahoni, pinus, damar, jabon, suren, kayu putih, dan lainnya.

Upaya itu perlahan-lahan membuahkan hasil. Lahan kritis di Jawa Tengah terus mengalami penurunan. Hingga 2021, sudah ada 251.037 hektar lahan yang telah merehabilitasi dan terselamatkan.

Kabid Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Soegiharto memaparkan, bahwasanya, lahan kritis yang sudah berhasil tertangani mencapai 39,5 persen.

“Selama periode Pak Ganjar sebenarnya beliau sangat menekankan bahwa aspek upaya pemulihan lingkungan ini sangat penting, salah satu visi beliau cintai lingkungan. Selama delapan tahun ini sudah ada sebanyak seratus juta batang pohon yang tertanam untuk penghijauan dan reboisasi,” katanya 

Selain rehabilitasi lahan dan hutan, Ganjar juga melakukan perlindungan dan pengelolaan pada kawasan bernilai ekosistem untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan secara lestari.

Melakukan langkah lanjutan untuk menjaga lingkungan yakni dengan pembentukan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) baru menarget sejumlah daerah seperti kawasan Hutan Petungkriyono, Gunung Ungaran, Mangrove Cilacap, Gunung Slamet, Gunung Muria, Gunung Prahu, Gunung Bismo, dan lainnya.

Pada 2014, melakukan percepatan pembangunan kawasan pelestarian Alam Taman Hutan Raya K.P.A.A Mangkunegara I yang berada di kawasan lereng Lawu, dan di tahun 2015 launching Kebun Raya Baturaden sebagai salah satu kawasan konservasi khusus untuk pengawetan tumbuhan.

Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra

Upaya ini mengantarkan Ganjar menerima penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Penghargaan langsung Wakil Menteri LHK Alue Dohong serahkan di Jakarta, pada 20 Juli 2022.

Ganjar berhasil membawa Jawa Tengah meraih peringkat pertama untuk kategori pemerintah provinsi, menyusul Jawa Barat dan Jawa Timur pada peringkat kedua dan ketiga.

Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian LHK Bambang Supriyanto memandang, kepemimpinan menjadi faktor penting dalam upaya penyelamatan lahan kritis. Sebab kebijakannya bisa sangat menentukan.

“Leadership itu menjadi kunci untuk penyelamatan LHK. menentukan 90 persen oleh ketokohan, dari sisi kebijakan dan juga untuk kebijakan implementasinya. Kalau di daerah indikatornya itu indeks kualitas lingkungan hidup, ada empat pengukuran instrumen, instrumen kebijakan dan implementasi kebijakan,” ujarnya.

Penghargaan itu rupanya menjadi motivasi tersendiri bagi Ganjar. Ia tak langsung puas. Sebab tak lama setelah itu, ia menemui 300an pecinta alam dari berbagai elemen masyarakat saat Sarasehan dan Kampanye Lingkungan Hidup Kesiapsiagaan Pengendalian Kebakaran Hutan di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Melakukan Penanaman Pohon

Mereka terdiri dari penyuluh kehutanan, Polisi Hutan, relawan, masyarakat peduli api, serta pelajar. Ganjar juga memberi PR bagi pelajar yang hadir dalam acara tersebut untuk menanam sekaligus merawat pohon.

“Nah edukasi ini perlu kita dorong termasuk tadi ada anak-anak sekolah yang coba kita dorong mereka untuk mau menanam sejak di sekolah. Kalau anak SD dua pohon, SMP dua pohon, SMA minimal dua pohon. Tadi saya minta 5 pohon pada pelajar SMA Tawangmangu. Dan dia sampai lulus wajib memelihara tanamannya,” ucap Ganjar.

Baru-baru ini, Ganjar juga meminta jajarannya untuk melakukan penanaman pohon di Desa Jembak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Sengaja memilih lokasi ini karena berdasarkan pada adanya perubahan lahan.

Dulunya, Desa Jembak merupakan tanaman pada wilayah perbukitannya. Namun kini telah menjadi lahan kritis. Selain itu, berharap penanaman pohon ini juga mampu mendukung penyelamatan daerah aliran Sungai Tuntang, yang merupakan daerah prioritas yang harus mempedulikannya.

Total penanaman ada terdapat 602 bibit yang dan 3.000 bibit untuk dibagikan ke masyarakat. Untuk bibit penanaman antara lain beringin, aren, gayam, gondang, kluwak, dan bibit tanaman serba guna seperti mangga, jambu kristal, durian, petai, dan beberapa tanaman hutan.

Demikianlah berbagai upaya yang Ganjar lakukan dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Pada akhirnya, penerimaan penghargaan itu, Ganjar persembahkan untuk mereka para pelaku ataupun aktivis lingkungan.  

“Sebab mereka yang menginisiasi sampai pada kemudian pembuatan kebijakan. Saya mewakili mereka untuk menerima saja. Terima kasih untuk masyarakat, OPD, dan DPRD yang membantu,” ucap Ganjar.

Artikel ini pernah muat di : Ganjarpranowo.com

Lahan Kritis Jawa Tengah

FORBHIN; Desain website oleh Cahaya Hanjuang